"Yang cuti ada 13 orang dan yang sakit ada 17 orang, yang tugas belajar ada 50 orang dan tugas keluar 192 orang. Ada 10 orang yang ijin tidak masuk, sisanya ijin terlambat. Ijinnya ada yang SMS, ada yang telpon, itu tidak kena sanksi. Kalau yang tidak masuk tanpa keterangan ada 11 orang atau 0,64 persen," ungkapnya di Yogyakarta, Rabu (11/8).

Kesebelas yang bolos tersebut, nantinya akan dipanggil oleh pihak inspektorat untuk dimintai keterangan. Bagi yang membolos, maupun yang terlambat, menurutnya akan diberikan sanksi berupa pemotongan tunjangan kesejahteraan.

"Pemotongan tunjangan kesejahteraan yang diberikan sebagai sanksi adalah sebesar dua persen. Kalau ternyata yang tanpa keterangan tidak masuknya lama, dapat ditambah dengan pemberian sanksi administratif," jelasnya.

Sementara itu, Walikota Yogyakarta, Herry Zudianto menjelaskan, bulan Ramadhan tidak boleh menjadi alasan bagi pegawai di lingkungan Pemkot Yogyakarta untuk bermalas-malasan. Meski terdapat pengurangan jam kerja, pegawai harus bekerja seperti biasa dan suasana kerja pun menurutnya juga jangan sampai harus diistimewakan.

"Kalau puasa boleh macem-macem, ya kalau perlu puasanya setahun sekalian. Saya ingin puasa lalu menjadi excuse (pengecualian). Dinas ketertiban justru harus lebih aktif melakukan pengawasan," tegasnya. (Den)